Kambing etawa adalah kambing didatangkan dari India yang juga disebut kambing Jamnapari. Tinggi kambing jantan berkisar antara 90 sentimeter hingga 127 sentimeter dan yang betina hanya mencapai 92 sentimeter. Bobot jantan bisa mencapai 91 kilogram, sedangkan betina hanya mencapai 63 kilogram. Telinganya panjang dan terkulai ke bawah. Dahi dan hidungnya cembung. Baik jantan maupun betina bertanduk pendek. Kambing jenis ini mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari. Keturunan silangan (hibrida) kambing etawa dengan kambing lokal dikenal sebagai kambing “peranakan etawa” atau “PE”. Kambing PE berukuran hampir sama dengan etawa namun lebih adaptif terhadap lingkungan lokal Indonesia.
Domba Garut atau Domba Priangan adalah domba yang berasal dari daerah Limbangan, Kabupaten Garut. Dalam bahasa latin disebut ovis aries yang merupakan campuran dari perkawinan antara domba lokal dengan domba jenis capstaad dari Afrika Selatan dan domba merino dari Australia. Domba capstaad sudah ada lebih dulu di Garut, sementara domba merino baru didatangkan ke Garut pada abad ke-19. Dari ketiga jenis domba itulah, lahir varietas baru yang kemudian disebut domba Garut. Dewasa ini jenis domba Garut justru banyak ditemukan di daerah lain. Bila diadakan acara-acara adu domba atau pasanggiri domba hias, sering kali domba-domba yang berasal dari Garut kalah oleh domba Garut yang dipelihara di luar daerah.
American Pygmy adalah jenis kambing achondroplastic Amerika. Bentuknya kecil, kompak dan kekar. Seperti Nigerian Dwarf, berasal dari kelompok ras kerdil Afrika Barat dari Afrika Barat.Antara tahun 1930 dan 1960, hewan jenis ini diimpor ke Amerika Serikat untuk digunakan baik sebagai hewan kebun binatang atau untuk penelitian; beberapa kemudian dipelihara dan dibesarkan sebagai hewan pendamping dan ditetapkan sebagai ras pada tahun 1975. Mungkin juga dikenal sebagai Pygmy atau Pygmy Afrika. Hal ini sangat berbeda dan terpisah dari jenis Pygmy Inggris. American Pygmy berukuran kecil dan kekar, dengan tulang yang berat: tinggi badan di layu biasanya berkisar antara 40 sampai 50 cm, dengan berat 25 sampai 40 kg. Tujuh variasi warna yang diakui dalam standar trah: karamel dengan tanda hitam, karamel dengan tanda coklat, coklat agouti, abu-abu agouti, hitam agouti, hitam dengan tanda putih, dan hitam pekat. Ras ini bersifat poliestrous, produktif dan dewasa sebelum waktunya - anak-anaknya dapat menjadi dewasa secara seksual pada usia dua bulan. Masa kehamilan biasanya berlangsung selama 145-153 hari.
Sapera adalah nama kambing hasil persilangan antara kambing Saanen dan E (Peranakan Etawah). Kambing ini adalah kambing tipe perah, penghasil susu. Kambing Sapera merupakan hasil inovasi teknologi Balai Penelitian Ternak (Balitnak). Kambing Sapera ini diberi pakan berkualitas seperti hijauan (rumput gajah) legum (kaliandra, indigofera, lamtoro), konsentrat, ampas tahu dan mineral. Ciri khas fisik Sapera yaitu warna putih atau cream polos. Mukanya datar, telinga sedang dan tanduk kecilnya kecil. Tinggi badannya bisa mencapai lebih dari 70 cm. Bentuk badan tipe perah. Beberapa keunggulan usaha ternak kambing perah adalah: Dapat menyediakan susu untuk konsumsi keluarga peternak. Dan sudah pasti peternak mendapatkan penghasilan harian dari hasil penjualan susu. Memulai usaha peternakan kambing perah kebutuhan modal dan lahannya relative lebih kecil.